Tips Perkembangan Bahasa Anak Untuk Usia Dini

Tips Perkembangan Bahasa Anak Untuk Usia Dini
Tips Perkembangan Bahasa Anak Untuk Usia Dini
A. PERKEMBANGAN BAHASA
         Anak-anak memperoleh bahasa pada tingkat yang mengagumkan. Anak-anak berpikir, belajar,  dan mengingat rata-rata sembilan kata perhari yang dikeluarkan dengan suara/ucapan sampai dengan usia enam tahun. Seiring berjalannya waktu anak-anak usia enam atau tujuh tahun memperoleh kosa kata hampir empat belas ribu kata.
         Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain, melalui kesempatan mendengarkan dan menguji coba suara dan kata. Penelitian menemukan bahwa anak-anak mengalami bahasa ibu dan ayah melalui pertanyaan yang sering diajukan, respon verbal dan non verbal yang diakui dan diterima, dan interaksi.

Bahasa anak-anak dikarakteristikkan secara umum oleh pola yang muncul sebagai berikut:
1. Menangis
2. Gurgling (meraban) dan mendekut
3. Tertawa dengan suara keras
4. Lokalisasi
5. Tertawa dengan mulut tertutup
6. Bercakap-cakap
7. Memanggil dengan satu suku kata (Echolalia)
8. Suku kata (vocables) (suara mendekati kata tetapi dengan kreasi anak)
9. Obrolan ekspresif
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (“susu” dapat berarti “saya ingin susu”)
13. Telegraphic atau kalimat dengan dua kata (“Jus Ma” dapat berarti “Mama, saya ingin jus”)
14. Overgeneralized speech atau kata-kata umum/ sebutan
15. Undergeneralized speech atau sebutan untuk seseorang (misalnya nama ibunya adalah Sarah, oleh karena itu bibi Sarah tidak dipanggil Sarah; ia harus dipanggil dengan nama lain)
16. Perputaran percakapan
17. Kata-kata kreatif. (kata-kata yang dibutuhkan untuk menemukan kata yang belum dipelajari). Contoh kasir restoran menurut anak sama dengan pelayan restoran.
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan tentang kata-kata yang tercetak.

B. PERBEDAAN BAHASA DIANTARA ANAK-ANAK
        Penelitian pada salah satu sekolah metropolitan yang besar di Amerika mengidentifikasi bahwa terdapat enam puluh empat perbedaan bahasa diantara anak yang mendaftar. Anak dihadapkan pada tugas tambahan belajar dua bahasa secara bersamaan. Anak-anak bergantung pada lingkungan pembelajaran antara rumah dan sekolah untuk mendukung perkembangan bahasa mereka. Kecakapan dalam bahasa pertama adalah prasyarat kecakapan dalam bahasa kedua. Anak-anak menggunakan bahasa pertama untuk berpikir, memecahkan masalah dan mendiskusikan ide. Anak-anak yang tidak dapat mengembangkan kecakapan bahasa rumah kemungkinan mengalami kesulitan pada penguasaan kosa kata, ingatan pendengaran, perbedaan penguasaan, masalah tugas sederhana dan kemampuan mengikuti sesuai dengan urutan.
        Mengingat anak-anak memperoleh kecakapan dalam bahasa asli sebelum mereka mendapat kecakapan yang lain, kita hendaknya menyediakan pengalaman pada pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan bahasa pertama mereka. Kurikulum dan komunikasi mendukung munculnya bahasa pertama, dan hal ini akan membuat hasilnya sulit dipisahkan. Sehingga kepada anak perlu ditanamkan adanya perbedaan indivudual, budaya, dan bahasa.

C. PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI PENGENALAN HURUF (Litercy)
        Ahli PAUD mendemonstrasikan perkembangan literacy secara terus menerus mulai dari periode sensorimotor pada masa bayi. Berikut ini adalah perkembangannya:

1. Bayi (Infants)
Orang tua dan pengasuh dapat berbagi buku dengan bayi. Sambil menimang bayi, orang dewasa dapat membacakan/menceritakan gambar pada buku-buku bayi. Buku bayi dapat ditempatkan ditempat yang terlihat disalah satu sisi tempat tidur. Beberapa bayi dapat melihat objek dalam jarak sepuluh sampai dua belas inchi, ada juga yang sambil bediri melakukannya disudut tempat tidur atau dilantai. Didepan bayi dapat disediakan stimulus penglihatan yang lain yang menimbulkan ketertarikan bayi.

2. Toddlers
Toddlers sangat akrab dengan buku, mereka suka membaca dan seringkali memiliki kelekatan dengan buku favoritnya. Mereka selalu berusaha mengambil buku untuk sewaktu-waktu dibaca. Kadang-kadang buku menjadi teman tidur bagi mereka. Bahasa mulai muncul diusia dua tahun. Pada akhir tahun kedua, anak-anak mulai menyukai buku-buku bertema, misalnya buku cerita seperti Donal Bebek. Dalam buku-buku tersebut terdapat gambar objek berwarna dan terdapat kata-kata yang dicetak berwarna.

3. Usia tiga sampai lima tahun
Dari usia tiga sampai lima tahun, anak-anak menyukai buku cerita pendek dan sederhana, atau buku-buku bertema, cerita bergambar tanpa teks, dan buku-buku ramalan dengan pengulangan yang sama atau kejadian terulang. Banyak buku terutama buku-buku alfabet yang diminati oleh anak-anak.

4. Usia SD Kelas Awal
Anak usia SD kelas awal mampu menceritakan kembali apa yang mereka baca. Menceritakan kembali dapat menambah kesadaran anak untuk mempertimbangkan sesuatu. Kualitas literatur yang baik, dan buku-buku anak yang akrab perlu disediakan dirumah dan lembaga pendidikan anak usia dini.

D. PEMBELAJARAN MENULIS
        Mempelajari literasi lebih dari sekedar belajar membaca. Pembelajaran menulis adalah bagian dari intergal dari proses belajar membaca. Saat ini, beberapa pendidik anak usia dini tidak saja membicarakan pembelajaran membaca tetapi juga munculnya literasi yang meliputi konsep membaca dan menulis. Dalam tahap awal menulis, guru perlu menciptakan lingkungan yang baik agar anak-anak bebas membangun pengetahuannya melalui surat, kata-kata dan tata bahasa dalam konteks pengucapan dan penulisan.

ASESMEN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
Asesmen perkembangan bahasa pada anak usia dini merupakan pendeteksian gejala-gejala yang terjadi pada anak ketika dalam proses pengembangannya.

A. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
Tahap perkembangan bahasa menurut Benner, 2003 sebagai berikut:

1. Prabicara (lahir s/d 10 bulan)
Kemampuan:
- perkembangan suara (persepsi dan hasil).
- Perkembangan isyarat
- Penambahan persepsi suara; bicara bayi merupakan hasil menangis dan keributan; bermain dengan suara termasuk mengulang bicara dengan orang lain yang dimulai usia tiga bulan; antara 6 – 10 bulan dapat menggunakan konsonan dan huruf vokal secara terbatas.

2. Kata-kata pertama pemunculan nama (10 s/d 13 bulan)
Kemampuan:
- Pengertian kata tunggal
- Menghasilkan kata tunggal
- Perbedaan individual dalam penggunaan kata tunggal
- Fungsi isyarat sebagai kata
- Perhatian dapat diarahkan dengan nama objek (lihat anjing, amy, anjing) mulai tiga belas bulan meneima kosa kata dari tujuh belas sampai sembilan puluh tujuh kata.

3. Kombinasi kata ( 18 s/d 24 bulan)
Kemampuan:
- Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk ungkapan multi kata. Contoh “susu” (artinya dapat minta susu atau melihat payudara mamanya).
- Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat. Contoh mama kue (maksudnya mama minta kue).

4. Tata bahasa ( 20 s/d 30 bulan)
Kemampuan:
- Kecepatan pemerolehan morfem.
- Perkembangan bahasa yang unik pada usia ini, seperti mulai menggunakan kata ganti seperti saya, kita, dia, kamu.
- Penggunaan kalimat dalam pola dan aturan yang tidak teratur.

Mulai tahun pertama kelahiran, kosa kata terus bertambah (karenanya dapat diukur dalam hitungan jumlah).

1. Komunikasi permulaan
Seorang anak berbicara dimulai dari satu kata. Hal ini dapat berupa pemberian nama objek atau orang. Bahasa anak berkembang, dari sederhana ke kompleks dalam pola yang dapat diramalkan pada rata-rata individu. Perkembangan bahasanya merupakan kombinasi dari interaksi sosial, perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, dan perkembangan fisik. Semuanya dikombinasikan dengan apa yang terjadi.
Perkembangan dan membangun tata bahasa menurut Bryen dan Gallaher, 1983 diikuti dengan kemajuan:
a. Koreksi penggunaan kata (pada usia 1,5 – 2 tahun)
b. Penggunaan kata pemilikan (pada usia 1,5 – 2 tahun)
c. Pemberian nama (pada usia 3 tahun)
d. Penggunaan untuk jamak dan beberapa kata depan (pada usia 3 tahun)
e. Menceritakan jadwal sehari-hari dalam urutan (pada usia 4 tahun)
f. Dapat menceritakan cerita imajinatif tentang sebuah gambar (pada usia 4 tahun)
g. Berbicara dalam kalimat orang dewasa yang disukai (pada usai 4 tahun)

2. Kaitan antara bahasa dan literasi
David Dickinson memberikan pendapat bahwa bahasa adalah kegiatan literasi yang menyediakan kosa kata, susunan dan arti secara tertulis yang ditemukan setelah kata ditulis. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak.

  • Pada saat makan dan snack, pengasuh duduk dengan anak seperti keluarga dan gunakan percakapan pada saat makan.
  • Meningkatkan diskusi tentang suatu peristiwa, mengingat secara detail suatu kejadian.
  • Meningkatkan penggunaan kosa kata baru yang dipelajari selama kegiatan berlangsung.
Ketika membaca dalam kelompok:
  • Mengidentifikasi kata dan konsep yang penting.
  • Meningkatkan pemahaman tentang aspek cerita.
  • Merespons pertanyaan anak-anak.
  • Menghubungkan tema buku dengan kegiatan lain.
Selama bermain:
  • Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan orang lain.
  • Meminimalkan interupsi – guru yang terlibat dalam bermain peran memiliki kecenderungan untuk mengganggu melalui penggunaan interupsi.
  • Melibatkan individu anak dalam menggunakan variasi kata-kata dalam percakapan (Dickinson dan Tabos, 2001, 252 – 254).

3. Fungsi Bahasa
Melalui gerakan dan interaksi lingkungan maka terjadi perluasan bahasa yang tidak hanya dalam kosa kata, tetapi juga dalam penggunaannya. Misalnya untuk mendeskripsikan apa yang mereka lihat, seperti “Bolaku”. Mereka menyampaikan “Semua bola pergi”. Mereka mulai mengekspresikan perasaan, “begitu sedih”. Pada empat dan lima tahun, perkembangan kognitif bergerak menghadapi tahapan simbolik ketika mengembangkan membaca dan menulis.

4. Bahasa Non Verbal dan Sosial
Acredolo dan Goodwyn (2000) berpendapat bahwa gerakan tubuh sebagai bahasa non verbal adalah tanda atau sinyal datangnya kata-kata. Anak usia dini tanpa kelemahan pendengaran dapat mempelajari komunikasi dengan menggunakan tanda bahasa bahkan sebelum mereka dapat berbicara. Dalam studi yang mengagumkan, Daniels (2001) mengemukakan bahwa bayi belajar menyampaikan pesan penting seperti lebih, ya, tidak, datang beberapa bulan sebelum mengucapkan kata-kata.

5. Fasilitasi Pengembangan bahasa
Anak-anak mempelajari bahasa melalui interaksi dengan oang dewasa. Orang dewasa mulai merespons dengan cara mendengarkan, mengerti, memperluas dan menjadi model. Kratcoski & Kart (1998) menyarankan strategi berikut.

a. Perluasan – respons, perluasan kalimat holographic dan telegraphic.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”.
b. Perluasan – respons dan penambahan informasi baru.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”, “Susan lapar”.
c. Pengulangan – frase pengulangan
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan makan, Susan makan”.
d. Bicara paralel – menggambarkan aksi anak-anak
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Saya m

  • Pada saat makan dan snack, pengasuh duduk dengan anak seperti keluarga dan gunakan percakapan pada saat makan.
  • Meningkatkan diskusi tentang suatu peristiwa, mengingat secara detail suatu kejadian.
  • Meningkatkan penggunaan kosa kata baru yang dipelajari selama kegiatan berlangsung.
Ketika membaca dalam kelompok:
  • Mengidentifikasi kata dan konsep yang penting.
  • Meningkatkan pemahaman tentang aspek cerita.
  • Merespons pertanyaan anak-anak.
  • Menghubungkan tema buku dengan kegiatan lain.
Selama bermain:
  • Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan orang lain.
  • Meminimalkan interupsi – guru yang terlibat dalam bermain peran memiliki kecenderungan untuk mengganggu melalui penggunaan interupsi.
  • Melibatkan individu anak dalam menggunakan variasi kata-kata dalam percakapan (Dickinson dan Tabos, 2001, 252 – 254).

3. Fungsi Bahasa
Melalui gerakan dan interaksi lingkungan maka terjadi perluasan bahasa yang tidak hanya dalam kosa kata, tetapi juga dalam penggunaannya. Misalnya untuk mendeskripsikan apa yang mereka lihat, seperti “Bolaku”. Mereka menyampaikan “Semua bola pergi”. Mereka mulai mengekspresikan perasaan, “begitu sedih”. Pada empat dan lima tahun, perkembangan kognitif bergerak menghadapi tahapan simbolik ketika mengembangkan membaca dan menulis.

4. Bahasa Non Verbal dan Sosial
Acredolo dan Goodwyn (2000) berpendapat bahwa gerakan tubuh sebagai bahasa non verbal adalah tanda atau sinyal datangnya kata-kata. Anak usia dini tanpa kelemahan pendengaran dapat mempelajari komunikasi dengan menggunakan tanda bahasa bahkan sebelum mereka dapat berbicara. Dalam studi yang mengagumkan, Daniels (2001) mengemukakan bahwa bayi belajar menyampaikan pesan penting seperti lebih, ya, tidak, datang beberapa bulan sebelum mengucapkan kata-kata.

5. Fasilitasi Pengembangan bahasa
Anak-anak mempelajari bahasa melalui interaksi dengan oang dewasa. Orang dewasa mulai merespons dengan cara mendengarkan, mengerti, memperluas dan menjadi model. Kratcoski & Kart (1998) menyarankan strategi berikut.

a. Perluasan – respons, perluasan kalimat holographic dan telegraphic.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”.
b. Perluasan – respons dan penambahan informasi baru.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”, “Susan lapar”.
c. Pengulangan – frase pengulangan
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan makan, Susan makan”.
d. Bicara paralel – menggambarkan aksi anak-anak
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Saya memberikan Susan makanannya.
e. Struktur vertikal – penggunaan pertanyaan untuk memfasilitasi kalimat yang lebih luas.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Apakah dia ingin minum?”.
f. Mengisi – struktur percakapan untuk anak untuk menyediakan kata-kata dalam pernyataan yang lebih lengkap.
T: “Susan ingin minum”. Ayo kita ambilkan segelas...” C:”Air!”
Catatan keterangan: C: Children (anak) T: Teacher (Guru)

6. Peranan model bahasa
a. Tester
Guru sebagai motivator hendaknya mengajukan pertanyaan yang dapat memotivasi anak untuk berpikir dari pada mengajukan pertanyaan yang bersifat hanya mengecek apa yang anak gunakan atau lakukan.

b. Penolong
Guru hendaknya jadi penolong ketika anak membutuhkan pertolongan misalnya ketika anak mengatakan sesuatu tetapi kalimatnya tidak lengkap, maka guru membantu melengkapinya agar anak lebih mengerti.

c. Menggunakan kata-kata anak
Guru hendaknya tidak memaksakan anak untuk menggunakan kata-kata dari guru, tetapi lebih memberi kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang mereka ingin katakan dan lakukan. Guru hanya membantunya menambahkan jika ada kata-kata yang kurang tepat dengan maksudnya.

d. Mengingatkan kesukaan anak
Anak usia lima sampai dengan enam tahun masih berpikir egosentris, guru bisa memulai dari sesuatu yang disukai anak untuk memulai percakapan.

e. Mengoreksi kesalahan tata bahasa dan kata-kata
Guru juga mengoreksi kata-kata anak yang diucapkan dengan salah/tidak sesuai dengan aturan bahasa agar anak terbiasa menggunakan kata-kata yang benar.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN BAHASA
Indikator perkembangan bahasa sesuai dengan tahapan perkembangan bahasa sebagai berikut:

  • 1 tahun : reaksi terhadap suara menangis, memperhatikan orang bicara, membuat keributan sendiri, mengungkapkan/mengulang satu suku kata yang sama.
  • 2 tahun: berbicara sendiri, mampu menggunakan seratus kata, bernyanyi, mengikuti satu perintah.
  • 3 tahun: menikmati cerita, bernyanyi, perkataannya dimengerti, mengatakan nama benda dan usianya, menanyakan apa, mengapa dan bagaimana.
  • 4 tahun: dapat mengenal beberapa surat; mengenal kata yang familier dalam buku sederhana atau tanda; berbicara dalam kalimat kompleks; menanyakan beberapa pertanyaan; menikmati menyanyi dengan lagu sederhana; mengadaptasikan bahasa sesuai dengan tingkatan pengertiannya; menanyakan dan menjawab apa, mengapa, kapan, dan dimana; mengikuti dua perintah yang tidak berhubungan; mengerti konsep dan mengubungkannya dengan nama, ukuran, berat, warna, tekstur, jarak, posisi dan waktu; menambah-nambahkan kata atau suku kata pada kata.
  • 5 tahun: mengerti sampai 13 ribu kata; menggunakan 5 – 8 kata dalam kalimat; menyukai pendapat dan alasan; menggunakan kata “karena”; mengerti; mengingat cerita dan mengulanginya; menikmati kreasi dan menceritakan cerita; mengerti buku dibaca dari kiri kekanan, atas ke bawah; menggambar gambar binatang, orang dan objek; menikmati mengopi surat; mengidentifikasi surat dengan alfabet dan beberapa angka; mengerti kata lebih, kurang sama, setelah, sebelum, diatas, dibawah, kemarin, sekarang, besok.
  • 6 tahun keatas: bisa membalas surat (b/d), berbicara dan mendengarkan kosa kata, dengan beberapa oang, membaca menjadi ketertarikan.

C. PENYUSUNAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
       Langkah- langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:


1. Mengidentifikasi variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang memiliki variasi nilai. Dalam hal ini yang menjadi variabel adalah aspek perkembangan bahasa.

2. Menganalisis teori
Menganalisis teori adalah mencari, mendeskripsikan, menyintesiskan teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan bahasa.

3. Menyusun konstruk
Menyusun konstruk adalah mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara konseptual. Misalnya perkembangan bahasa adalah perubahan yang terjadi pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif.

4. Menyusun definisi operasional
Menyusun definisi operasional adalah mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara operasional atau dapat diukur. Misalnya perkembangan bahasa adalah perubahan yang terjadi pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif yang diukur melalui teknik interview.

5. Menentukan dimensi dan atau indikator
Menentukan dimensi dan atau indikator perkembangan bahasa berdasarkan teori yang sudah dianalisis sintesiskan. Dimensi berdasarkan tahapan perkembangan, yaitu perkembangan bahasa, indikator perkembangan ditentukan berdasarkan tahapan usia.

6. Menyusun kisi-kisi instrumen (blue print)
Menyusun kisi-kisi instrumen dalam table terdiri dari kode, aspek, indikator, sub indikator, pertanyaan/penyataan, jumlah item.

7. Menyusun butir-butir instumen
Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan pada pemilihan teknik pengumpulan data yang akan digunakan, misalnya observasi, angket, tes tertulis, wawancara, dan lain-lain. Perkembangan bahasa akan diaksesdengan teknik interview maka yang harus disiapkan adalah pedoman interview berdasarkan indikator perkembangan bahasa anak.

D. ANALISIS DATA INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
Pengumpulan data
Pengumpulan data instrumen perkembangan anak lebih banyak menggunakan teknik observasi karena anak berkembang sangat pesat sehingga lebih menekankan pada proses dan besifat individual. Oleh karena itu, analisis data lebih banyak bersifat kualitatif. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan dalam teknik observasi:

a. Daftar nama (Class List Log)
Daftar nama adalah pencatatan nama anak, khusus untuk informasi masing-masing anak dikelas.

b. Jurnal refleksi (Reflective Journal)
Jurnal refleksi adalah pencatatan dalam diary anak yang bersifat pribadi dan terpisah dari catatan anak-anak.

c. Catatan anekdot (Anecdotal Recording)
Catatan anekdot adalah pencatatan kejadian secara detail pada satu anak melibatkan latar kejadian, aksi/reaksi, kutipan tepat dan hasil kerja anak.

d. Ceklist (checklist)
Ceklist adalah daftar kriteria penilaian berdasarkan indikator kemampuan pengetahuan atau tingkah laku yang diberi option ya atau tidak, ada atau tidak ada. Dapat diindikasikan dengan tahapan perkembangan anak dari milistone dan aspek yang dikembangkan.

e. Perhitungan frekuensi (Frekuensi count)
Perhitungan frekuensi adalah pencatatan tentang seringnya tingkah laku terjadi dan digunakan.

f. Wawancara interview (Conversations or Interviews)
Wawancara interview adalah pencatatan bahasa anak secara verbal dalam interaksinya dengan anak lain dengan tulisan atau alat pendengar.

g. Pencatatan waktu (Time Sample)
Pencatatan waktu adalah pencatatan kegiatan bermain bebas anak setiap lima menit dalam setengah jam secara interval dan menyimpulkan gambaran tentang daya tarik, kemampuan, fokus perhatian, kegemaran permainan, tahap permainan sosial anak.

h. Skala penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian adalah kriteria penilaian yang diatur berdasarkan tahap perkembangan atau kualitas jangkauan yang dicatat sesuai dengan hasil pengamatan.

i. Hasil karya (Work Sample)
Hasil karya adalah koleksi hasil karya anak yang menggambarkan kesimpulan tentang perkembangan, kemampuan dan tingkah laku.

j. Teknologi (Technology)
Teknologi merupakan kegiatan mendokumentasi dengan menggunakan audio/video tape.

k. Laporan kekerasan pada anak (Child Abuse Reporting)
Laporan kekerasan pada anak merupakan ringkasan, gambaran, catatan darurat, bentuk laporan pernyataan.

l. Program Asesmen
Program asesmen adalah alat untuk mengevaluasi program lingkungan, kurikulum dan administrasi, kualifikasi staf dalam interaksi dengan anak-anak, kecocokan program untuk individu anak.

E. PENGGUNAAN PERCAKAPAN UNTUK MENDENGARKAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA
         Pengamatan dengan mendengarkan adalah hal yang alami disetiap waktu. Pesan yang diterima oleh pendengar bukan hanya kata-kata dan artinya. Kesimpulan berdasarkan pada latar belakang pendidikan, situasi sosial, kelompok etnis dan bahkan usia mental. Pembicara menyampaikan pesan dengan menunjukkan formasi gigi, ekspresi wajah, bahasa tubuh, kontak mata, rasa humor, pilihan kosa kata. Semua ini memberikan informasi lebih tentang pembicara tidak hanya sekedar kata-kata yang diucapkan.
        Dengan teknik interview atau menanyakan anak kita dapat menemukan apa yang mereka ketahui dan pikirkan. Pertanyaan terbuka pada anak-anak (untuk orang yang menanyakan ketidaktahuan jawaban yang tepat) adalah sebuah teknik untuk menolong anak berpikir, berimajinasi dan memecahkan masalah. Menyeleksi tipe interview yang digunakan bergantung pada apa yang ingin diketahui tentang anak, yang dapat menyatakan tingkat kognitif dan emosi anak.

F. ISSUE YANG PENTING
1. Keuntungan dan kelemahan interview
a. Keuntungan
- Informasi yang diperoleh lebih banyak berasal dari situasi yang alami.
- Dapat dianalisis kemudian.
- Dapat menunjukkan kemajuan bicara dan bahasa setiap waktu
- Mengingatkan harga diri anak sebagai fokus percakapan, dengan guru sebagai pendengar yang penuh perhatian.

b.Kelemahan
- Memerlukan waktu yang intensif karena pehatian pada satu anak.
- Intimidasi anak seperti anak segan berbicara dalam keadaan tertentu.
- Mengganggu dan mungkin menampakkan area rahasia.
2. Analisis data interview

Menurut Miles dan Huberman, analisis data instrumen yang bersifat kualitatif dapat digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data, perkembangan bahasa dengan interview adalah dengan mencari indikator-indikator bahasa yang muncul pada setiap peristiwa.

b. Display data (tampilan data)
Display data atau penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie, chart, pictogram, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam men-display data yang berkaitan dengan perkembangan bahasa adalah dengan cara mengelompokkan urutan dan tahapan perkembangan sesuai dengan usia anak. Setelah itu hasil temuan ini dapat dibandingkan teori yang sudah ada dan dianalisis secara terperinci, adakah perkembangan teori dari apa yang sudah ada.

c. Kesimpulan/verifikasi data
Kesimpulan awal yang dikemukankan bersifat sementara dan masih bisa berubah jika ada temuan-temuan lapangan terbaru dengan bukti-bukti yang mendukung. Kesimpulan diharapkan menyimpulkan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Dalam menyimpulkan perkembangan bahasa berdasarkan interview dapat dilakukan dengan melihat seberapa jauh perkembangan yang sudah dicapai berdasarkan tahapan perkembangan bahasa anak. Perubahan apa saja yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.


Semua rangkuman teori diatas saya ambil dari buku yang berjudul "Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini" yang diterbitkan oleh Universitas Terbuka.